NILAI-NILAI BUDAYA MASA PRAAKSARA DI INDONESIA DAN 
NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

A. NILAI-NILAI BUDAYA MASA PRAAKSARA DI INDONESIA 
Nilai-nilai budaya dan tradisi yang masih terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia hingga saat ini antara lain:
a. Nilai Religius (Kepercayaan)
Animisme : percaya terhadap kekuatan gaib atau roh nenek moyang.
Dinamisme : percaya pada kekuatan benda yang keramatkan atau benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
b. Nilai Gotong Royong
Masyarakat praaksara hidupsecara berkelompok, mereka bergotong royong untuk kepentingan bersama. Budaya gotong royong dapat dilihat dari peninggalan berupa bangunan-bangunan batu besar yang dipastikan dibangun secara gotong royong.
c. Nilai Musyawarah
Nilai musyawarah terlihat dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap paling tua (sesepuh) yang mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk memecahkan berbagai permasalahan.
d. Nilai Keadilan
Nilai keadilan terlihat adanya pembagian tugas sesuai kemampuan dan keahlianna. Tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Sikap adil terlihat setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai kemampuanya.
e. Tradisi Bercocok Tanam
Masyarakat praaksara dalam memenuhi kebutuhan salah satunya dengan bercocok tanam yang dibuktikan dengan ditemukannya alat khs pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.
f. Tradisi Bahari (Pelayaran)
Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pelayaran. Perahu bercadik adalah perahu yang kanan kirinya dipasang alat dari bambu dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng. Perahu bercadik memegang peran penting dalam kehidupan masa praaksara, selain sarana lalu lintas sungai dan laut, juga digunakan sebagai alat penyebar budaya.

B. NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia menurut Paul dan Fritz Sarasin (Sarasin bersaudara) bahwa penduduk asli Indonesia adalah suatu ras yang berkulit gelap dan bertubuh kecil. ras ini mendiami Asia bagian Tenggara waktu masih bersatu sebagai daratan pada zaman es atau periode glasial. Setelah periode es berakhir dan es mencair yang mengakibatkan daratan itu terpisah oleh laut China Selatan dan laut Jawa. Darata yang terpisah menjadi Asia da Kepulauan Indonesia. Penduduk asli tinggal di daerah pedalaman dan penduduk pendatang tinggal di daerah pesisir. Menurut Sarasin, penduduk asli ini adalah suku bangsa Vedda.
Orang Vedda menyebar ke timur dan mendiami wilayah Papua, Sulawesi Selatan, Kai, Seram, Timor Barat, Flores Barat, dan terus ke timur sampai Kepulaua Melanesia.
Beberapa suku bangsa seperti Kudu, Lubu, Talang Mamak yang tinggal di Sumatra dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua diKepulauan Indonesia. mereka diyakini mempunyai hubungan erat dengan dan orang Vedda.
Ras lain yang menghuni kepulauan Indonesia adalah Proto Melayu dan Deutro Melayu. Ciri-ciri fisik mereka adalah rambut lurus,kulit kuning kecoklat-coklatan dan bermata sipit. 

Persebaran Nenek Moyang di Indonesia

Menurut H. Kern dan von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari rumpun Austronesia. Mereka berasal dari daerah Yunan (Tonkin), yaitu sekitar lembah hulu Sungai Mekhong, Vietnam sekarang.

Perpindahan bangsa Austronesia ke wilayah Indonesia disebabkan oleh terjadinya bencana alam dan adanya serangan bangsa-bangsa pengembara dari Cina Utara (bangsa Barbar) sekitar 2000 SM, dan serangan dari bangsa Tibet sekitar 1000 SM.

Mereka datang ke Indonesia dalam dua gelombang, yaitu melalui jalur darat dan laut.

a. Gelombang Pertama

Gelombang pertama kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia diperkirakan terjadi 2000 tahun SM. Perpindahan bangsa Austronesia ini membawa kebudayaan Neolithikum dan dikenal dengan sebutan Proto Melayu (Melayu Tua).

Mereka datang melalui jalur barat dan timur.

  1. Jalur Barat, dari Semenanjung Malaya, Sumatra, ada yang menuju ke Jawa, ada yang menuju ke Kalimantan, dan berakhir di Nusa Tenggara. Peninggalan kebudayaan yang dibawa melalui jalur barat ini adalah kapak persegi.
  2. Jalur Timur, dari Teluk Tonkin di Yunan menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua, sampai Australia. Peninggalan kebudayaan yang dibawa melalui jalur ini adalah kapak lonjong yang banyak dijumpai di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan Papua. Suku bangsa Indonesia yang tergolong Proto Melayu ini, yaitu Mentawai pedalaman, Suku Dayak, Suku Toraja, dan Suku Papua.
Gambar: Peta penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia melalui jalur barat (kiri) dan jalur timur (kanan).

b. Gelombang Kedua

Gelombang kedua kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia diperkirakan terjadi sekitar tahun 500 SM. Gelombang kedua ini juga termasuk dalam rumpun bangsa Austronesia yang disebut Deutro Melayu (Melayu Muda).

Kebudayaan yang dibawa ras Deutro Melayu ini relatif lebih maju karena mereka sudah mengenal bendabenda dari perunggu, seperti kapak corong, nekara, dan perhiasan perunggu.

Dalam perkembangannya, bangsa Austronesia dari ras Deutro Melayu ini akhirnya dapat mendesak ras Proto Melayu yang sudah lebih dulu datang. Melalui perjalanan waktu yang sangat panjang, ras Deutro Melayu ini akhirnya menjadi nenek moyang sebagian besar bangsa Indonesia.

Sumber:
Buku pelajaran IPS kelas VII dari Kemendikbud
https://pasuita.blogspot.com/2017/03/asal-usul-dan-persebaran-nenek-moyang.html diunduh tanggal 5 April 2020

0 Comments